
Kinerja SDM memiliki peran yang sangat vital bagi kelangsungan organisasi, terutama dalam kondisi persaingan yang sedemikian ketat tanpa dibatasai oleh jarak dan waktu karena pengaruh adanya teknologi digital disemua lini. Banyak Perusahaan besar yang dulunya pemain utama dan hari ini sudah tiada karena gagal dalam persaingan dengan pola disrupsi yang hadir ahir-ahir ini. Nokia sebagai salah satu contoh yang dulunya mendominasi sebagai supplier Hand Phone hari ini tinggal cerita. Pola persaingan ahir-ahir ini adalah jika kalah bersaing maka akan hilang dari tata perdagangan yang ada. Bahkan tidak jarang saat ini marak Perusahaan melakukan perampingan tenaga kerja untuk menekan biaya SDM diakibatkan kinerja bisnis yang tidak mencapai sesuai target yang ditetapkan.
Kinerja bisnis sangat bergantung kepada kinerja dari SDM dalam mengawal tugas operasi Perusahaan. Setiap fungsi walaupun kecil memiliki pengaruh besar kepada keberhasilan misi Perusahaan. Misal petugas bagian marketing yang harus melayani calon pelanggan, jika pelayanannya tidak maksimal bisa berdampak pada kecewanya calon pelanggan sehingga target penjualan tidak tercapai. Hal ini mesti diperhatikan di semua lini, setiap karyawan pasti menjalankan fungsi organisasi, dan mesti dengan penuh totalitas agar kinerja unit Dimana karyawan tersebut bertugas bisa dicapai dengan maksimal. Diperlukan totalitas dari karyawan agar memberikan kontribusi yang maksimal disetiap unit secara konsisten untuk mewujudkan team work yang solid dan menghadirkan kinerja unit yang tinggi. (Martensen & Grønholdt, 2006) menjelaskan bahwa kontribusi karyawan sangat ditentukan oleh loyalitas yang dipelihari, semakin loyal karyawan maka kontribusinya juga akan semakin tinggi. Artinya jika loyalitasnya tanpa batas maka hal inilah yang akan menghadirkan totalitas karyawan dalam berkontrinusi bagi Perusahaan.
Loyalitas memang sebuah value yang mahal dari seorang karyawan atau anggota organisais. Untuk bisa mencetak anggota yang loyal perlu waktu dan proses yang panjang sebab perlu proses memahamkan dan membiasakan tidak hanya ditataran konsep berfikir tapi juga perilaku dan kebiasaan sebagai perwujudan sebuah loyalitas. Banyak factor yang mempengaruhi terbangunya loyalitas seorang karyawan menurut (Martensen & Grønholdt, 2006) yaitu :
- Leadership/kepemimpinan, pemimpin yang mampu menggerakan dan bahkan mengispirasi anggota teamnya akan mampu meningkatkan loyalitas anggota.
- Value Human Relation, saat hubungan antar karyawan memiliki makna dan value yang tinggi dengan sendirinya akan menumbuhkan ikatan kuat sehingga bisa memunculkan sebuah loyalitas.
- Personal Development dan Competence, Ketika karyawan meningkat personalitynya dan memahami diri dan orientasinya secara otomatis akan menaikan loyalitas personal.
- Job Contents, ketepatan pekerjaan dengan minat dan bakat karyawan secara signifikan akan menumbuhkan loyalitas individu.
- Creativity dan Innovation, dinamika kreativitas dan inovasi Perusahaan akan membuat daya Tarik bagi karyawan sehingga menaikan level loyalitas.
- Customer Orientation, jika karyawan sangat berorientasi untuk memuaskan pelanggan maka dengan sendirinya karyawan tersebut akan loyal dan memberikan kontribusi terbaik agar pelanggan terpuaskan dengan maksimal.

Paparan sebelumnya menggambarkan bahwa untuk mewujudkan loyalitas anggota team harus diprogramkan secara terstruktur dan sistemik dimulai dari pemimpinya hingga semua elemen dan program kerja. Bahkan membutuhkan sebuah budaya organisasi yang membuat situasi bisa kondusif untuk termunculkannya loyalitas. Jika sebagaian besar karyawan mulai tumbuh loyalitas yang kuat, maka hal ini akan menjaga dan bahkan menumbuhkan pengaruh untuk memiliki sikap loyal pada organisasi. Salah satu bagian paling penting dalam meningkatkan loyalitas adalah mengembangkan kapasitas personal terutama berkaitan dengan orientasi diri, jika secara individu telah terbangun orientasi yang bagus akan secara signifikan akan memunculkan niat kuat untuk berprilaku loyal.
Orientasi akan arti penting dan manfaat loyalitas bagi pribadi akan memunculkan energi personal untuk secara serius dan konsisten membiasakan berprilaku loyal terhadap organisasi. Hasil penelitian dari Heru Setyoko et al., (2023) menekankan pentingnya pengelolaan sumber daya manusia dalam menumbuhkan loyalitas, dimulai dari memebangun orientasi tujuan hidup yang bisa menghantarkan bisa secara tekun dan konsisten dengan gembira menjalankan tugas yang di emabnya.
(Giousmpasoglou & Pegler, 2023) hubungan antar karyawan yang positif meningkatkan kepuasan bekerja yang secara signifikan berpengaruh kuat kepada munculnya loyalitas karyawan. Hubungan antar karyawan sangat dipengaruhi oleh budaya organisasi, jika budaya yang diterapkan adalah budaya ilmiah dan elegan maka semua personal yang terlibat didalamnya juga akan terbawa dalam suasana ilmiah dan elegan. Apalagi Masyarakat Indonesia memiliki karakter sosial komunal yang mana sangat gampang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Faktor Social Influence cukup memiliki pengaruh yang kuat sebagaimana penelitian (D. M. Mansur et al., 2019) yang memberikan hasil penelitian bahwa pengaruh sosial cukup signifikan dalam preferensi pengambilan Keputusan seseorang.