Growup Institute

SEKULER KIRI VS SEKULER KANAN

SEKULER KIRI DAN SEKULER KANAN

Perjalanan kehidupan manusia dari sejak zaman dahulu terus mengalami pasang surut. Kemampuan manusia dikaruniakan untuk mampu berfikir sehingga mampu membuat ilmu , program dan metode menjalani proses kehidupan. Ada manusia yang metode kehidupanya hanya mengejar keindahan dan kenikmatan dunia yang sama sekali tidak meyakini adanya Tuhan yang menciptakan alam semesta dan seisinya. Adapula manusia yang menyerahkan dan pasrah bahwa semua telah diatur dan ditetapkan oleh Tuhan sehingga tidak mau berjuang dan berihtiar agar kehidupan ini tetap indah, baik dan terjamin ketentraman serta kedamaian. Sehingga perjalanan peradaban saat ini telah terjadi polarisasi yang sangat  tajam antara extreme sekuler kiri berhadapan dengan extreme sekuler kanan.

Perjalan peradaban manusia mencapi puncak kegemilangan Ketika manusia menyatukan aspek sekuler kiri dan dibarengi serta dilandasi oleh aspek sekuler kanan. Kehebatan dan kecanggihan manusia akan bisa terbimbing dalam koridor kemulyaan dalam membangun peradaban. Semua usaha untuk mengembangkan keilmuan dan  teknologi di tujukan untuk kemaslahatan manusia. Cita-cita untuk menebarkan rohmatan lil alamin menjadi tujuan final yang tidak tergoyahkan oleh gemerlapnya dunia. Sejarah para ilmuan seperti Ibnu Shina, Al Jajari, Al-Khawarizmi, Jabir ibn Hayyan  , Ibn al-Haytham, Al-Zahrawi  merupakan ulama atau praktisi keagamaan yang sangat taat dan bertaqwa kepada Alloh SWT. Atas dasar keimanany para ulama tersebut berjuang untuk bisa mewujudkan cita-cita kebermanfaatan memberikan rahmatan lilalamin dengan mengembangkan ilmu pengetahuan yang akan bisa mensejahterakan manusia. Seperti ilmu kedokteran yang dasar-dasar keilmuanya banyak di kembangkan oleh Ibnu Shina dan ilmu Optik yang dikembangkan oleh Al-Khawarizmi. Berabad-abad lamanya dunia timur Tengah telah maju peradabanya karena perkembangan ilmu pengetahuan yang di spiritkan untuk memberikan manfaat kepada manusia serta alam seisinya.

Berbeda kondisinya Ketika kemudian keilmuan tersebut berkembang di wilayah eropa yang justru mulai meninggalkan falsafah keagamaan. Keilmuan di kembangkan dengan spirit sekuler kiri sehingga kemajuan keilmuan di landaskan kepada ego untuk mencari keuntungan dan memenuhi ego kemanusiaan. Maka ditemukanlah mesin uap yang mejadI cikal bakal industrialisasi yang melahirkan kapitalisme untuk mengejar kekayaan dan kekuasaan. Kemudian pada saat diketemukanya teknologi nuklir semakin mendorong ego kekuatan barat untuk menekan negara lain dan secara besar-besaran dilakukan untuk mengexplorasi sumber daya alam oleh kekuatan dunia barat.

Sangat beda sekali perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang didasarkan pada spirit rahmatan lil alamin dengan peradaban yang beraliran sekuler kiri yang hanya mengejar ego dan ambisi kepuasaan yang didasarkan pada nafsu angkara murka. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipergunakan untuk melakukan penindasan dan penekanan kepada pihak-pihak yang akan diexploitasi. Disinilah mulai saat ini perlu di perkuat Kembali budaya mengembalikan budaya keilmuan yang paripurna yaitu didasarkan pada spirit kanan atau keagamaan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembelokan ajaran keagamaan mesti di luruskan Kembali bahwa spirit beragama tidak untuk mengerdilkan kewajiban atau perjuangan dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan sebaliknya perkembangan ilmu dan teknologi harus didasarkan pada niat menerapkan ajaran agama untuk menebarkan Rahmat ke seluruh alam. Yang pada ujungnya akan terbentuk sebuah peradaban dengan mengedepankan ketinggian sikap perilaku yang menghormati kemanusiaan.

Dr. Daduk Merdika Mansur

Presdir Grow Up Institute

Leave a Comment