Growup Institute

PONDASI PENDIDIKAN MENCETAK MANUSIA UNGGUL

Pondasi Pendidikan

Pendidikan Adalah sebuah proses untuk merubah mansuia, menurut (Whitby, 1962) “Tujuan Pendidikan” bukanlah sekedar isu yang statis, melainkan sebuah tujuan yang dinamis, yang terus berubah seiring dengan kemajuan umat manusia dan perkembangan teknologi. Sehingga perubahan situasi dan kondisi tentunya perlu adanya penyesuaian dari tujuan Pendidikan. Menurut (Asfar & Asfar, 2020) Tujuan pendidikan merupakan kristalisasi nilai-nilai yang di wujudkan dalam pribadi peserta didik yang terintegrasikan dalam pola kepribadian dan kehidupan yang ideal dan utuh, di landasi keimanan dan ketakwaan kepada allah yang maha esa. Tujuan pendidikan meliputi beberapa dimensi nilai, filosofis, psikologis, sisiologis, sosial, pribadi, budaya, Mental Karakter dan Akidah Ahlak. Pemahaman lain dari Pendidikan menurut (Suryani, 2024) Pendidikan itu tidak dapat dipisahkan dengan hakikat manusia, karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang dapat dididik dan harus mendapatkan pendidikan. Fungsi pendidikan Adalah mempersiapkan anggota masyarakat untuk bisa mandiri dan mampu mencari nafkah sendiri, dan memberikan sumber inovasi sosial dalam Masyarakat. Tujuan Pendidikan dapat di simpulkan sebagai membetuk manusia denagn memeiliki kualitas personal yang unggul.

Senada dengan (Bower, 2020) Tujuan pendidikan dan persekolahan dijelaskan oleh teori-teori sosiologi yang telah dibahas sejauh ini. Menghubungkannya secara ringan dengan filosofi Paulo Freire, yaitu bahwa pendidikan adalah proyek pembebasan budaya/politik dan reformasi masyarakat, adalah kuncinya. Fokusnya haruslah pada pengajaran keterampilan berpikir kritis kepada siswa/pengembangan individu yang fungsional dan berwawasan luas yang dapat berintegrasi dengan baik ke dalam masyarakat. Mempromosikan nilai-nilai etika dan menciptakan siswa yang mandiri juga harus menjadi salah satu tujuan. Hal ini diwujudkan dengan baik oleh filosofi pendidikan humanistik seperti kurikulum tersembunyi, yang mendasari kurikulum formal, mempertimbangkan perilaku moral, dan mengembangkan sifat-sifat seperti keterampilan kerja tim yang tepat. Konsep-konsep ini juga perlu dihubungkan dengan John Dewey, seorang ahli teori pendidikan, psikologi, dan sosial Amerika, yang meyakini bahwa tujuan pendidikan bukanlah komunikasi pengetahuan, melainkan pengalaman sosial. Ia berpendapat bahwa pendidikan perlu bertanggung jawab atas perubahan sosial. Kombinasi gagasan ini memberikan manfaat bagi masyarakat secara keseluruhan dan siswa sebagai individu.

Kualitas manusia untuk mampu berjuang dan berusaha dengan maksimal jika memiliki karakter yang unggul. Merujuk kepada pendapat (Niemiec, 2010) Secara tradisional, karakter dikonseptualisasikan sebagai konstruksi tunggal seperti integritas atau kejujuran. Definisi karakter lainnya mengidentifikasi empat atau lima sifat inti yang harus diupayakan untuk dikembangkan oleh setiap orang. Dalam banyak pendekatan ini, karakter hadir atau tidak hadir; karakter tidak muncul secara bertahap. Pendekatan-pendekatan ini paling sering terlihat dalam program pendidikan karakter, sistem sekolah, dan lingkungan militer di AS, meskipun tampaknya sedang berubah dan berkembang. Pendapat lainya oleh (Rabindra Pradhan, 2009) Karakter merupakan unsur utama kepribadian manusia. Karakter terdiri dari sikap, keyakinan, dan nilai-nilai individu. Kita sering menganggap diri kita memiliki karakter yang sangat terpandang dan menjadikannya panutan dalam hidup. Sebaliknya, kita semua membenci karakter buruk dalam keluarga, masyarakat, komunitas, atau organisasi apa pun. Karakter mengacu pada rasa percaya, integritas, dan pandangan. Karakter juga mencerminkan martabat dan kehormatan seseorang.

Aspek fundamentalnya Adalah karakter menunjukkan jalan kemajuan. Karakter bertindak sebagai peta panduan dalam perjalanan kita menuju kemakmuran, pertumbuhan, dan perkembangan. Karakter membentuk perilaku kita dan membangun identitas kita baik di tingkat nasional maupun internasional. Karakter memengaruhi kepribadian dan karier profesional kita serta menciptakan gaya kepemimpinan kita. Makalah ini membahas pentingnya karakter dalam mengembangkan kepribadian dan profesionalisme dalam masyarakat sipil serta dalam lingkungan militer. Kuat tidaknya seseorang akan sangat bergantung kepada karakter yang dimilikinya. Seseorang memiliki daya tahan yang tinggi karena memiliki karakter yang unggul, meskipun kondisinya sulit, tekananya banyak, jika karakternya kuat maka akan tersu berjuang untuk mewujudkan cita-citanya. Sehingga tanpa karakter yang unggul mustahil seorang mansuia bisa berhasil.

Manusia memiliki karakter yang kuat ketika mereka menunjukkan sifat-sifat positif dan berbudi luhur seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin diri, welas asih, dan ketahanan, yang memungkinkan mereka menghadapi tantangan hidup dan membangun hubungan yang kuat. Meskipun temperamen dan pengaruh eksternal seperti dukungan orang tua berperan dalam pengembangan karakter, karakter yang kuat pada dasarnya adalah kualitas yang dipupuk, dibangun melalui pengalaman dan upaya sadar untuk menjunjung tinggi nilai-nilai dan moral seseorang.

Fakta empiris memberikan info terkait Karakteristik Utama Karakter yang Kuat dari manusia yaitu

  1. Integritas dan Kejujuran:

Komitmen terhadap kejujuran, ketulusan, dan keadilan, bahkan ketika sulit.

  • Tanggung Jawab dan Akuntabilitas:

Mengambil alih tanggung jawab atas tindakan sendiri, tekun, dan mempraktikkan manajemen diri.

  • Keberanian dan Keyakinan:

Mempertahankan keyakinan dan prinsip etika seseorang, bahkan ketika menghadapi pertentangan.

  • Welas asih dan Empati:

Peduli terhadap orang lain, memahami perasaan mereka, dan bertindak dengan kebaikan dan kemurahan hati.

  • Disiplin Diri dan Ketekunan:

Kemampuan untuk menetapkan dan mencapai tujuan, mengelola stres, dan terus berjuang melewati kemunduran.

  • Ketahanan:

Kemampuan untuk bangkit kembali dari kesulitan, belajar dari pengalaman sulit, dan beradaptasi dengan situasi baru.

  • Rasa Hormat:

Menunjukkan kesopanan, pertimbangan, dan rasa hormat kepada orang lain.

Pengembangan Karakter di bentuk melalui Pengalaman Hidup, pada saat menghadapi tantangan dan kesulitan dapat menjadi katalisator yang kuat untuk mengembangkan kekuatan dan pertumbuhan. Faktor lainya dalam pembentukan karakter yaitu Pengaruh Orang Tua dan Sosial, Lingkungan yang suportif dan mendukung dapat menumbuhkan sifat-sifat karakter positif, sementara pengaruh negatif dapat menghadirkan tantangan. Membangun karakter membutuhkan tindakan yang disengaja dan komitmen berkelanjutan terhadap nilai-nilai Anda. Intinya, memiliki karakter yang kuat adalah tentang secara konsisten menunjukkan kebajikan dan perilaku etis, yang memungkinkan individu untuk berkembang dan memberikan dampak positif kepada orang lain.

Menurut (Leelakulthanit, 2021) menyimpulkan bahwa kesuksesan dan kepuasan hidup sangat ditentukan oleh karakter. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa di antara berbagai kekuatan karakter manusia, serta karakteristik demografis, kebijaksanaan, kesadaran diri, pendapatan rumah tangga, harapan, pendidikan, tanggung jawab sosial, dan nilai-nilai tak berwujud memiliki dampak positif pada kepuasan hidup. Satu-satunya elemen negatif yang terlihat memiliki pengaruh negatif pada kepuasan hidup adalah rasa ingin tahu. Analisis lebih lanjut tentang penentu signifikan kepuasan hidup bagi mereka yang memiliki pendapatan rumah tangga dan tingkat pendidikan yang bervariasi telah dilakukan dan dibahas dalam artikel ini.

Kekuatan karakter telah didefinisikan sebagai sifat-sifat positif yang terkait dengan perbedaan individu. Kekuatan karakter telah dieksplorasi sebagai bagian dari kepribadian yang berkontribusi pada kesejahteraan, kebahagiaan, dan perkembangan. Makalah ini memberikan tinjauan tentang kekuatan karakter dan hubungan antara kekuatan karakter dan hasil positif. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa kekuatan karakter yang berbeda memprediksi hasil yang berbeda. Dari tinjauan tersebut, kekuatan karakter secara umum ditemukan dapat meningkatkan kepuasan hidup, perkembangan, dan kepemimpinan. Kekuatan karakter juga memiliki hubungan yang signifikan dengan kemampuan mengatasi stres, menguasai sistem pendidikan daring, dan pemulihan dari perilaku kecanduan. Sebagian besar studi dilakukan di negara-negara Barat dengan beragam populasi. Tinjauan ini menyoroti pentingnya mempelajari kekuatan karakter, terutama dalam sampel yang kurang diteliti seperti Malaysia (Strengths & Development, 2011).

Pendidikan yang bertujukan untuk mencetak manusia yang ungul akan sangat memerlukan karakter kuat agar bisa menjalani proses Pendidikan. Proses belajar yang mengasah otak tentunya akan memberikan beban fikiran kepada siapapun yang sedang proses belajar, dan hal ini hanya bisa dijalani oleh manusia yang memiliki daya tahan dan keuletan. Mencerna sebuah ilmu, menganalisa, mensitntesa konsep dan rencana penerapan tentu akan menyedor energi dan daya tahan psikis. Tipikal manusia Indonesia yang tidak mau ribet dan malas menjalani proses perjuangan membutuhkan kekuatan karakter agar bisa menjalani proses belajar dengan maksimal.