Growup Institute

KEMEWAHAN RASA SEMU

Percaturan kehidupan dan hiruk pikuknya manusia memiliki aneka ragam pola dan rimenya, dari zaman dahulu kala selalu terjadi dinamika bahkan konflik yang terus berkepanjangan. Egoisme manusia ingin mendapatkan rasa yang paling diinginkan. Bahkan tak jarang manusia tidak pernah merasa cukup dengan rasa dari segala hal yang telah dimilikinya. Hal ini karena manusia menginginkan memiliki kemewahan rasa, seperti kemewahan rasa saat mengendari sepeda motor gede (MOGE) seperti yang dilakukan oleh club Harley Davidson Clun Indonesia. Komunitas ini akan mendapatkan kemewahan rasa manakali telah mengendari motor gede dan berkonvoi dengan sesame komunitasnya.

Pada era yang penuh dengan persaingan sangat ketat ini, kebutuhan untuk mendapatkan kemewahan rasa ini semakin menguat. Masing-masing individu ingin mendapatkan kemewahan rasa sebagai pemenang. Sebagai bisnisman manusia ingin menjadi pemenang dalam persaingan bisnis. Sebagai birokrasi manusia ingin mendapatkan jabatan tertinggi dengan kekuasaan besar yang mana akan mendapatkan kemewahan rasa pada saat ditakuti, dibutuhkan dan disanjung-sanjung. Lain halnya dengan para selebritis mereka merasa sangat beruntung pada saat menjadi idola banyak manusia, dan hal ini sebagai sebuah kemewahan rasa sebagai amnusia yang dipuja-puja dan diidolakan.

Namun tidak jarang juga ada manusia yang sudahsuper kaya, sudah sangat terkenal dalam kehidupanya merasa tidak Bahagia. Hidupnya terasa hampa dan sama sekali tidak ada kemewahan rasa yang didapatkan. Seperti Michael Jackson yang pada ahir hayantnya meninggal karena kecanduan obat penenang. Artinya kemewahan rasa hedonism yang didapatkan diawal-awal kesuksesanya itu ternyata sebuah kemewahan rasa yang semu. Dalam batinya terjadi rintihan dan derita yang tidak berkesudahan karena hal-hal yang dikira akan mendapatkan kemewahan rasa, ternyata semua terasa hambar. Ketenaranya, kekayaannya, kekuasaanya tidak memberikan sebaub kemewahan rasa yang haqiqi. Semakin dikejar sebuah capaian dunia yang diharapkan akan mendatangkan kemewahan rasa ternyata menjumpai sebuah fatamorgana atau sebuah kesemuan rasa.

Pepatah menyebutkan bahwa Hidup di dunia ini hanyalah sebuah fatamorgana yang menipu. Ibarat meminum air laut, semakin diminum malah semakin haus. Bahkan rasa hausnya semakin menjadi-jadi. Inilah rasa kehidupan yang telah di jelaskan oleh para bijak cendekia bahwa menjalani hidup haruslah menyala. “URIP IKU URUP” merupakan falsafah Jawa yang mana Ketika kita hidup kita harus bisa memberikan penerang sehingga pada saat kita memberikan manfaat kepada orang lain, maka pada saat itulah kita akan mendapatkan kemewahan rasa yang haqiqi. Pada saat ada orang yang kesusahan kemudian kitab isa membantu menuntaskan persoalanya, dalam sekejap sanubari kita akan diliputi sebuah Kemewahan Rasa yang tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata dan tidka bisa dibandingkan dengan harta dunia sesisinya.

Memang banyak fakta dan cerita tentang orang-orang yang sederhana seperti kisah penjual pisang yang sangat bersyukur Ketika dalam sehari sudah mendapatkan hasil penjualan Rp 50.000. Baginya dengan mendapatkan hasil penjualan sebesar itu sudah menjadi sebuah kemewahan rasa pada hari itu. Lain lagi kisah penjual dawet yang setiap hari dia menetaskan air gulanya karena berkeinginan memberikan makanan bagi  semut, saat semut-semut itu memakan air gula tersebut sang Nenek penjual dawet sudah mendapatkan kemewahan rasa yang tiada terkira. Memang betul sekali ternyata Jika kita bersyukur maka nikmatnya akan bertambah. Pada saat kita banyak bersyukur dengan banyak memberi maka kemewahan rasa akan semakin membanjiri sanubari kita. Jadi Bahagia itu pilihan dan membutuhkan kreativitas kita agar kita bisa mendapatkan Kemewahan Rasa yang Haqiqi.   

Dr. Daduk merdika Mansur

CEO Grow Up Institute

Leave a Comment