Setelah sukses melaksanakan pembangunan pondasi PROGRAM NASIONAL SABUK HIJAU PANTAI UTARA JAWA (SAHPUJA), organisasi NGO GROW UP INSTITUTE kembali mendapatkan tawaran kolaborasi dari Kota Pekalongan yang juga merupakan kota yang terletak di pesisir pantai utara. Sebagaimana kita ketahui bahwa beberapa waktu yang lalu kota pekalongan juga sempat terendam banjir maka alangkah sangat diperlukanya membangun pertahanan ekologi.l
Kota Pekalongan menjadi pilot project Sabuk Hijau Pantai Utara Jawa dengan program utama yaitu rehabilitasi mangrove. Atas undangan dari salah satu anggota dewan perwakilan rakyat daerah (DPRD) Kota Pekalongan, kami hadir untuk observasi singkat kondisi pesisir pantai di Pusat Informasi Mangrove (PIM) sekaligus objek wisata Mangrove Park. Grow Up Institute dan tim kolaborasi Lajnah Cinta Tanah Air dan Lajnah Ekonomi JATMAN didampingi oleh komunitas Lintang Nuswantara melakukan observasi yang dikawal langsung oleh anggota TNI AL dari pangkalan angkatan laut (LANAL) Tegal.
Karakteristik pesisir Kota Pekalongan berbeda dengan wilayah lain pesisir pantai sudah terendam air laut sedalam 2 meter. Awalnya lokasi ini adalah pemukiman warga dan tambak ikan. Kontur tanah yang menurun dan naiknya permukaan air laut juga diperparah saat kondisi rob. Beberapa upaya penyelamatan yang dilakukan adalah dengan menanam mangrove. Beda dengan pesisir lainnya mangrove di sini harus menggunakan media tanam seperti pot besar berupa guludan (pot yang terbuat dari bambu berukuran 4 x 2 meter dengan kedalaman air 2 meter).
Setelah observasi kami melakukan pertemuan bersama Walikota Pekalongan di kantor Balai Kota. Hadir dalam kesempatan tersebut dinas terkait seperti Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM); Badan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan Hutan Lindung (BPDASHL) Pemali-Jratun; Dinas Lingkungan Hidup; Badan Perencanaan Penelitian dan Pembangunan Daerah (Bappeda); serta akademisi dari Universitas Diponegoro (UNDIP).
